Uraiantentang faqir sebagai salah satu konsep kunci tasawuf bertalian dengan maqamat, terutama sekali gambarannya secara simbolik, dijumpai banyak sekali dalam syair-syair Hamzah Fansuri. Kata-kata faqir bahkan dijadikan penanda kesufian atau kepengarangan, sering pula ditamsilkan sebagai anak dagang atau anak jamu (orang yang bertamu). Mahabbahadalah paham tasawuf yang menekankan perasaan cinta kepada tuhan. Tuhan bukanlah suatu zat yang harus diketahui, tapi sebaliknya sebagi zat yang harus dicintai dan didekati. Untuk dapat mencintai dan dekat dengan tuhan, maka sekarang harus banyak melakukan peribadatan dan meninggalkan kesenangan duniwi. 3. 1 Contoh Syair Agama. Sya'ir agama merupakan jenis syair yang didalamnya mengandung tema agama, seperti ilmu tasawuf. Syair agama ini merupakan salah satu syair yang penting. Syair agama dibagi menjadi empat jenis yaitu syair ajaran islam, syair sufi, syair nasihat dan syair riwayat nabi. Diwanadalah semacam sajak-sajak pujian seperti qasidah dalam sastra Arab. Dalam sastra sufi dan keagamaan yang dipuji ialah sifat, kepribadian, akhlaq dan ilmu pengetahuan yang dimiliki seorang tokoh. Dalam bunga rampainya ini Rumi mulai mengungkapkan pengalaman dan gagasannya tentang cinta transendental yang diraihnya di jalan tasawuf. Itusebabnya ketika sufi menjad zuhud, ia menutupi semua celah di dinding, Ditanya malaikat siang dan malam sampai hari kiamat; Adapu yang 3 lagi di Padang Masyar yaitu : Maka dari itu Imam al-Bukhary dalam shahihnya meberikan bab khusus tentang syair dengan nama bab dibencinya syair ketika lebih mendominasi manusia dari al-Qur'an dan terkaitkajian sastra Arab yakni syair arab yang jumlah baitnya banyak, serta memiliki wazan dan qafiyah. Qasidah pada umumnya bersifat pujaan dan biasanya dinyanyikan. 2. 2. 4 Analisis Makna Syair Al-Hallaj Ditinjau Dari Ilmu Ma'ani Ilmu Ma'ani merupakan sub bab dalam ilmu balaghah, ilmu ini digunakan untuk menganalisis syair arab tersebut. . BAIT-bait syair Al-Imam Asy-Syafiโ€™ rahimahullah yang bisa kita jadikan sebagai keteladanan di saat kondisi seperti sekarang ini ุฏูŽุนู ุงู„ุฃูŽูŠูŽู‘ุงู…ูŽ ุชูŽูู’ุนูŽู„ ู…ูŽุง ุชูŽุดูŽุงุกู ** ูˆูŽุทูุจู’ ู†ูŽูู’ุณุงู‹ ุฅุฐูŽุง ุญูŽูƒูŽู…ูŽ ุงู„ู’ู‚ูŽุถูŽุงุกู โ€œBiarkanlah hari demi hari berbuat sesukanya. Tegarkan dan lapangkan jiwa tatkala takdir menjatuhkan ketentuan setelah diawali dengan tekad dan usaha.โ€ ูˆูŽู„ุง ุชูŽุฌู’ุฒูŽุนู’ ู„ูู†ูŽุงุฒูู„ูŽุฉู ุงู„ู„ูŽู‘ูŠูŽุงู„ูู€ูŠ ** ููŽู…ูŽุง ู„ูู€ุญูŽูˆูŽุงุฏูุซู ุงู„ุฏูู‘ู†ู’ูŠูŽุง ุจูŽู‚ูŽุงุกู โ€œJanganlah engkau terhenyak dengan musibah malam yang terjadi. Karena musibah di dunia ini tak satu pun yang bertahan abadi musibah tersebut pasti akan berakhir.โ€ ูˆูƒูู†ู’ ุฑูŽุฌูู„ุงู‹ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฃูŽู‡ู’ูˆูŽุงู„ู ุฌูŽู„ู’ุฏู‹ุง ** ูˆูŽุดููŠู’ู…ูŽุชููƒูŽ ุงู„ุณูŽู‘ู…ูŽุงุญูŽุฉู ูˆูŽุงู„ู’ูˆูŽููŽุงุกู โ€œMaka jadilah engkau lelaki sejati tatkala ketakutan menimpa. Dengan akhlakmu; kelapangan dada, kesetiaan dan integritas.โ€ ูˆุฅู†ู’ ูƒูŽุซูุฑูŽุชู’ ุนููŠููˆู’ุจููƒูŽ ูููŠู’ ุงู„ู’ุจูŽุฑูŽุงูŠูŽุง ** ูˆุณูŽุฑู‘ูƒูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽูƒููˆู†ูŽ ู„ูŽู‡ุง ุบูุทูŽุงุกู โ€œBetapapun aibmu bertebaran di mata makhluk. Dan engkau ingin ada tirai yang menutupinya.โ€ ุชูŽุณูŽุชูŽู‘ุฑู’ ุจูุงู„ุณูŽู‘ุฎูŽุงุก ููŽูƒูู„ูู‘ ุนูŽูŠู’ุจู ** ูŠูุบูŽุทูู‘ูŠู’ู‡ู ูƒูŽู…ูŽุง ู‚ููŠู’ู„ูŽ ุงู„ุณูŽู‘ุฎูŽุงุกู โ€œMaka tutupilah dengan tirai kedermawanan, karena segenap aib. Akan tertutupi dengan apa yang disebut orang sebagai kedermawanan.โ€ ูˆูŽู„ูŽุง ุชูุฑู ู„ูู„ู’ุฃูŽุนูŽุงุฏููŠู’ ู‚ูŽุทูู‘ ุฐูู„ู‹ู‘ุง ** ููŽุฅูู†ูŽู‘ ุดูŽู…ูŽุงุชูŽุฉูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุนู’ุฏูŽุง ุจูŽู„ูŽุงุกู โ€œJangan sedikitpun memperlihatkan kehinaan di hadapan musuh orang-orang kafir. Itu akan menjadikan mereka merasa di atas kebenaran disebabkan berjayanya mereka, sungguh itulah malapetaka yang sebenarnya.โ€ ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽุฑู’ุฌู ุงู„ุณูŽู‘ู…ูŽุงุญูŽุฉูŽ ู…ูู†ู’ ุจูŽุฎููŠู’ู„ู ** ููŽู…ุง ูููŠ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุฑู ู„ูู„ุธู’ู…ุขู†ู ู…ูŽุงุกู โ€œJangan pernah kau berharap pemberian dari Si Bakhil. Karena pada api Si Bakhil, tidak ada air bagi mereka yang haus.โ€ ูˆูŽุฑูุฒู’ู‚ููƒูŽ ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ูŠูู†ู’ู‚ูุตูู‡ู ุงู„ุชูŽุฃูŽู†ูู‘ูŠ ** ูˆู„ูŠุณูŽ ูŠุฒูŠุฏู ููŠ ุงู„ุฑุฒู‚ู ุงู„ุนู†ุงุกู โ€œRizkimu telah terjamin dalam ketentuan Allรขh, tidak akan berkurang hanya karena sifat tenang dan tidak tergesa-gesa dalam mencarinya. Tidak pula rizkimu itu bertambah dengan ambisi dan keletihan dalam bekerja.โ€ ูˆูŽู„ุงูŽ ุญูุฒู’ู†ูŒ ูŠูŽุฏููˆู…ู ูˆูŽู„ุงูŽ ุณูุฑูˆุฑูŒ ** ูˆู„ุงูŽ ุจุคุณูŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽู„ุงูŽ ุฑูŽุฎูŽุงุกู โ€œTak ada kesedihan yang kekal, tak ada kebahagiaan yang abadi. Tak ada kesengsaraan yang bertahan selamanya, pun demikian halnya dengan kemakmuran. Beginilah keadaan hari demi hari, yang seharusnya mampu senantiasa memberikan kita harapan demi harapan dalam kehidupanโ€ ุฅุฐูŽุง ู…ูŽุง ูƒูู†ู’ุชูŽ ุฐูŽุง ู‚ูŽู„ู’ุจู ู‚ูŽู†ููˆู’ุนู ** ููŽุฃูŽู†ู’ุชูŽ ูˆูŽู…ูŽุงู„ููƒู ุงู„ุฏูู‘ู†ู’ูŠูŽุง ุณูŽูˆูŽุงุกู โ€œManakala sifat Qanรขโ€™ah senantiasa ada pada dirimu. Maka antara engkau dan raja dunia, sama saja artinya orang yang qanรขโ€™ah, senantiasa merasa cukup dengan apa yang diberikan Allรขh untuknya, maka sejatinya dia seperti raja bahkan lebih merdeka dari seorang raja ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ู†ูŽุฒูŽู„ูŽุชู’ ุจูุณูŽุงุญูŽุชูู‡ู ุงู„ู’ู…ูŽู†ูŽุงูŠูŽุง ** ูู„ุง ุฃุฑุถูŒ ุชู‚ูŠู‡ู ูˆู„ุง ุณู…ุงุกู โ€œSiapapun yang dihampiri oleh janji kematian. Maka tak ada bumi dan tak ada langit yang bisa melindunginya.โ€ ูˆูŽุฃูŽุฑู’ุถู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุงุณูุนูŽุฉู‹ ูˆูŽู„ูŽูƒูู†ู’ ** ุฅุฐูŽุง ู†ูŽุฒูŽู„ูŽ ุงู„ู’ู‚ูŽุถูŽุง ุถูŽุงู‚ูŽ ุงู„ู’ููŽุถูŽุงุกู โ€œBumi Allรขh itu teramat luas, namun Tatakala takdir kematian turun menjemput, maka tempat manapun niscaya kan terasa sempit.โ€ ุฏูŽุนู ุงู„ุฃูŽูŠูŽู‘ุงู…ูŽ ุชูŽุบู’ุฏุฑู ูƒูู„ูŽู‘ ุญููŠู†ู ** ููŽู…ูŽุง ูŠูุบู’ู†ููŠู’ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ู…ูŽูˆู’ุชู ุงู„ุฏูŽู‘ูˆูŽุงุกู โ€œBiarkanlah hari demi hari melakukan pengkhianatan setiap saat artinya jangan kuatir dengan kezaliman yang menimpamu .Toh, pada akhirnya jika kezaliman tersebut sampai merenggut nyawa, maka ketahuilah bahwa tak satu pun obat yang bisa menangkal kematian artinya mati di atas singgasana sebagai seorang raja dan mati di atas tanah sebagai orang yang terzalimi, sama-sama tidak ada obat penangkalnya.โ€ [] Sumber Dรฎwรขn al-Imรขm asy-Syรขfiโ€™i hal. 10, Taโ€™lรฎq Muhammad Ibrรขhรฎm Salรฎm Ilustrasi Kisah Nabi Muhammad SAW Sahijab โ€“ Abu Nawas terkenal sebagai seorang sufi dengan syair yang penuh kecintaan pada Allah SWT. Ia juga terkenal sebagai orang selalu punya jawaban atas semua pertanyaan. Abu Nawas bukan tokoh rekaan. Ia hidup di awal abad Masehi, dan dikenal sebagai pujangga Arab dan dianggap sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik. Kisah 1001 Malam adalah kisah yang terkenal dan menceritakan tentang Abu Nawas. Nama aslinya adalah Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami. Lahir pada 145 H 747 M di kota Ahvaz, Persia Iran. Meski lahir di Iran, namun Abu Nawas tinggal, menuntut ilmu dan meninggal dunia di Baghdad. Beliau meninggal pada tahun 199 H/814 M, dalam usia 58 tahun. Beliau dikebumikan di daerah Syunizi di jantung Kota Baghdad. Salah satu syair terkenal Abu Nawas adalah syair Al I'tiraf. Syair ini juga sering dinyanyikan oleh kelompok sufi, juga beberapa kelompok nasyid dalam dan luar negeri. Syair ini menceritakan tentang permohonan ampun seorang hamba pada TuhanNya. Juga pengakuan akan banyaknya dosa dan keinginan agar diampuni. Berikut Sahijab sertakan syair Al Itiraf, lengkap dengan bahasa Arab, Latin dan artinya. Selamat menikmati. Syair Al Itiraf Abu Nawasุฅูู„ู‡ููŠ ู„ูŽุณู’ุชู ู„ูู„ู’ููุฑู’ุฏูŽูˆู’ุณู ุฃูŽู‡ู’ู„ุงู‹ โ€“ ูˆูŽู„ุงูŽ ุฃูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุนูŽู„ู‰ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุฑู ุงู„ุฌูŽุญููŠู’ู…ู Berita Terkait Syair Doa Abu Nawas Al-I'tiraf Lengkap Arab, Latin dan Terjemahan Baca Doa Ini Ketika Menjenguk Orang Sakit Bolehkah Memanggil Haji kepada Orang yang Belum Berhaji? Apakah Minyak Zaitun Efektif untuk Atasi Rambut Kering? Begini Cara Menggunakannya Abu Nawas Syair Al Itiraf Seiring berjalannya waktu, agama Islam kian berkembang pesat dari berbagai aspeknya dan menyebar ke seluruh penjuru dunia. Sehingga mengundang berbondong-bondong manusia untuk memeluknya. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan agama Islam dapat diterima oleh manusia dari berbagai kalangan tanpa memandang ras, suku, budaya tertentu. Salah satu yang menyebabkan Islam banyak diterima adalah faktor kesenian, seperti musik, sastra, kaligrafi dan lainnya yang memberi sumbangsih sangat besar terhadap perkembangan dan kemajuan agama Islam. Hal itu terlihat dengan adanya karya-karya monumental peninggalan-peninggalan para seniman, dan budayawan muslim yang masih dapat kita lihat dan nikmati hingga sekarang ini. Kata syair berasal dari bahasa Arab โ€œsyuโ€™urโ€ yang berarti perasaan. Menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia, syair adalah puisi lama yang tiap bait terdiri atas empat larik baris yang berakhir dengan bunyi yang sama. Syair dalam lintasan sejarah sastra Arab, memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem sosial budaya bangsa Arab. Tradisi bersyair di kalangan masyarakat Arab, diduga telah ada, jauh sebelum agama Islam lahir. Syair tertua diperkirakan berasal dari zaman Jahiliyah, sekitar dua abad sebelum Hijriyah, yang disebut saat ini dengan istilah syair Jahili. Pada masa Jahiliyah syair menempati posisi penting di kalangan masyarakat Arab. Untuk itu penyair memperoleh penghormatan dari masyarakat lebih dari seorang orator. Pada masa itu biasanya syair dibacakan di tengah khalayak, pada tempat-tempat tertentu seperti pasar. Pasar syair yang paling terkenal saat itu adalah suqukkazh. Syair yang paling bagus, mendapat penghargaan dengan digantung di atas Kabah, dan mendapat gelar al-muโ€™allaqat. Jenis-Jenis Syair Syair dibagi menjadi beberapa jenis, yakni Pertama, syair agama. Syair ini dikenal di Indonesia seiring masuknya agama Islam. Syair agama biasanya berisi ajaran sufi, ajaran Islam, cerita nabi, dan nasihat. Pada umumnya, syair agama digunakan sebagai bagian dari dakwah di zaman dahulu atau menjadi media bagi para pendakwah menyampaikan ajaran Islam. Kedua, syair kiasan. Kunci utama yang ada di dalam syair ini adalah kiasan. Kiasan yang digunakan pada syair ini umumnya digunakan sebagai sindiran atas peristiwa atau kejadian tertentu. Kiasan yang digunakan biasanya memakai perandaian objek tertentu seperti hewan, bunga, atau buah. Ketiga, syair panji. Jenis syair yang satu ini biasanya bercerita tentang keadaan, peristiwa dan orang-orang yang dalam istana. Keempat, syair romantis. Syair romantis merupakan syair yang berisi kisah-kisah percintaan dan kasih saying. Di sisi lain ia juga dapat merupakan kisah cerita rakyat atau hikayat. Kelima, syair sejarah. Syair sejarah dibuat berdasarkan dari sebuah peristiwa tertentu, tokoh, atau tempat-tempat yang mengandung sejarah yang dalam. Keenam, syair kehidupan. Syair kehidupan merupakan jenis syair yang berbicara tentang kehidupan. Kehidupan sendiri memiliki makna yang cukup luas seperti bicara tentang kegundahan akan hidup, tentang Yang Maha Kuasa, tentang ilmu hidup dan juga bicara tentang kesenangan hidup. Ketujuh, syair jenaka. Syair jenaka biasanya berisi tentang segala sesuatu hal yang sifatnya sebagai hiburan atau upaya untuk membuat hati yang gundah menjadi ceria. Pada masa khilafah Abbasiyah, muncul untuk pertama kalinya corak syair Arab baru yang dinamakan dengan al-syiโ€™r al-wujdani syair spiritual. Syair dengan jenis seperti ini merupakan ciri khusus penyair sufi. Syair sufi pada dasarnya adalah bagian daripada syair religi Islam yang bersifat mistik. Karena lebih banyak dipengaruhi oleh aspek-aspek batin dibanding logika, Jadi syair sufi sesungguhnya adalah gabungan antara mistik dan filsafat. Muhammad al-Munโ€™im Khafaji membagi masa perjalanan dan perkembangan syair sufi ke dalam lima fase, yaitu Fase Pertama Fase awal sejarah perkembangan syair sufi dimulai pada kisaran tahun antara 100-200 H, sepanjang abad kedua Hijriyah, pada masa khilafah Bani Abbasiyah. Syair sufi pada periode ini masih terhitung sedikit, hanya terdiri dari beberapa bait saja. Di antara penyair sufi yang hidup pada masa tersebut adalah Rabiโ€™ah al-Adawiyah 185H Fase Kedua Fase kedua merupakan fase sekitar dua abad dari abad ke-3 hingga abad ke-4 Hijriyah. Pada periode ini syair sufi mulai mengalami perkembangan dan kemajuan. Di antara penyair sufi masa ini adalah Abu Turab Askari ibnu al-Husain al-Nakhsyabi 245 H, Abu Hamzah al-Khurasani W. 290 H, al-Mutanabi, Syarif Ridha dan lainnya. Fase Ketiga Fase ketiga perkembangan syair sufi berkisar antara tahun 400-600 H. Kurang lebih dua abad lamanya. Pada fase ini sastra sufi didominasi oleh corak cinta Ilahi, pujian bagi Rasul, kerinduan pada tempat-tempat yang disucikan, dan ajakan kepada keutamaan ajaran Islam. Pada masa inilah mulai berkembangnya sastra sufi Persia, dan munculnya penyair-penyair besar Arab seperti al-Maโ€™ari dan Mihyar. Adapun penyair sufi yang ada pada masa ini di antaranya adalah al-Sahrawardi al-Syami 586 H, al-Rifรขโ€™I 587 H, Abd al-Qadir al-Jรฎlani Fase Keempat Perkembangan syair sufi Arab-Islam sekitar abad ke-7 Hijriyah. Pada fase inilah syair sufi berada pada puncak kejayaannya. Penyair-penyair besar masa ini di antaranya adalah Ibnu al-Faridh 632 H, Jalaluddin al-Rumi, Muhyidin Ibnu Arabi 638 H/1240 M al-Bushairi 690 H/1290 M, Ibnu Athaโ€™illah al-Iskandari 707 H, dan lainnya. Fase Kelima Fase kelima dari perkembangan syair sufi dimulai dari abad ke-8 Hijriyah hingga sekarang. Tokoh penyair sufi yang terkenal adalah al-Syaโ€™rani 898-973 H, al-Nabalsi 1143 H, dan lainnya. Meskipun dari segi bentuk syair sufi tidak berbeda dengan syair lainnya, namun dari segi kandungan ada beberapa karakteristik tersendiri yang dimiliki oleh syair sufi. Syair Abu Nawas Berikut adalah contoh kutipan syair ciptaan tokoh kocak Abu Nawas, salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik, yang berjudul Al-Iโ€™tiraf Sebuah Pengakuan Tuhanku, hamba tidaklah pantas menjadi penghuni surga Firdaus. Namun, hamba juga tidak kuat menahan panas api neraka. Maka perkenankanlah hamba bertobat dan ampunilah dosa-dosa hamba. Karena sesungguhnya Engkau Pengampun dosa-dosa besar. Kutipan dua bait syair di atas tentu sudah sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia terutama kaum tradisionalis Islam. Beberapa saat menjelang shalat Magrib atau Subuh, jemaah di masjid-masjid atau musala di pedesaan biasanya mendendangkan syair tersebut dengan syahdu sebagai puji-pujian. Isi syair al-iโ€™tiraf menggambarkan seorang hamba yang mendamba-dambakan surge. Namun ia sadar akan ketidakpantasan dirinya untuk mendapatkannya sebab begitu banyak dosa dan hina yang melumuri dirinya. Akan tetapi, ia juga sangat takut akan panasnya api neraka. Kemudian ia teringat bahwa Tuhannya adalah Sang Maha Pengampun. Maka berdoalah ia seraya memohon ampun atas segala dosa-dosanya. Penyunting M. Bukhari Muslim Syair-syair cinta para sufi ini merupakan syair indah karya sufi yang didalam setiap kalimatnya memiliki makna yang dalam jika kita mampu menghayatinya dengan baik. Apa itu sufi? Pengertian Sufi adalah orang suci, hanya berfikir untuk Allah Swt. semata. Sufi merupakan istilah untuk mereka yang mendalami ilmu tasawwuf, yaitu ilmu yang mendalami ketakwaan kepada Allah sebagaimana seperti selalu berdzikir dan hanya berkonsentrasi kepada Tuhannya. Seiring waktu, Istilah sufi orang suci akhirnya dipakai oleh dunia secara luas, bukan saja untuk tokoh agama dari agama tertentu, tetapi bagi seseorang yang secara spiritual dan rohaniah telah matang dan yang kehidupannya tidak lagi membutuhkan dan melekat kepada dunia dan segala isinya, kecuali untuk kebutuhan dasarnya saja. Sufi dalam konteks ini diamalkan sebagai cara sejati untuk memurnikan jiwa dan hati, mendekatkan diri kepada Tuhan dan mendekatkan diri kepada SorgaNya [menjauhi dunia]. Di agama Budha, dikenal sebagai tahap arupadatu berbeda dengan kamadatu, di agama Nasrani dikenal sebagai biarawan/biarawati sebagai cara menjalani kehendak Tuhan secara full/penuh dan memerdekakan diri dari budak kesenangan dunia dst. Sumber Ada yang menarik dari para sufi ini, Para sufi/orang sufi seringkali menggunakan metafora pengalaman batin mereka dengan sejumlah syair yang teramat indah, mengingat, syathahat atau kata-kata jadzabiyahnya sulit diuraikan dengan bahasa formal. Di bawah ini sejumlah contoh yang digunakan oleh Abul Qasim al-Qusyairi dalam menjelaskan sejumlah terminologi tasawuf melalui beberapa syair indah berikut ini Wujd Ekstase Gelas yang dibasahi air karena cemerlang beningnya Lalu mutiara yang tumbuh dari bumi emas Sementara kaum Sufi menycikan karena kagum pada cahaya air dalam api dari anggur yang ranum yang diwarisi ยดAad dari negeri Iram sebagai simpanan Kisra Sejak nenek moyangnya. Abu Bakr asy-Syibly Haibah Dan Uns Aku datangi Aku tak mengerti Dari mana Siapa Aku Melainkan yang dikatakan orang-orang pada diriku, pada jenisku Aku datangi jin dan manusia Lalu tak kutemui siapa pun Lantas kuatangi diriku. Tiba-tiba bisikan halus dalam kalbuku Amboi, siapakah yang tahu sebab-sebab yang lebih luhur wujudnya toh ia bersukaria dengan kehinaan yang sesat dan dengan manusia Kalau engkau dari kalangan sirna yang hakiki Pastikan engkau ghaib dari semesta, arasy dan kursy Padahal dirimu jauh dari Haal bersama Allah Jauh dari berdzikir Lebih pada Jin dan Manusia. Abu Said al-Kharraz Jam Dan Farq Engkau wujudkan Nyata-Mu dalam rahasiaku Lisanku munajat kepada-Mu Lalu kita berkumpul bagi makna-makna Berpisah bagi makna-makna pula Jika Gaib-Mu adalah Keagungan dari lintas mataku Toh Engkau buat serasi dari dalam yang mendekat padaku. Junaid al-Baghdady Waktu Setiap hari ia lewat merengkuh tanganku memberikan sesal dalam hatiku kemudian, berlalu. Seperti penghuni neraka Jika kulit-kulitnya terpanggang kembali pula kulit-kulit itu untuk sbuah derita panjang Bukanlah orang mati itu istirahat seperti mayat Kematian adalah mati kehidupannya. Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq Fanaโ€™ Dan Baqaโ€™ Ada kaum yang tersesat di padang gersang Ada pula yang tersesat di padang cintanya Mereka sirna, kemudian sirna dalam kesirnaan, lalu sirna total Lalu mereka kekal, dalam kekalnya kekal dari kekaraban dengan Tuhannya. Syair yang sering dikutip para sufi. Sadar Dan Mabuk Kesadaranmu dari KataKu adalah sinambung Dan mabukmu dari bagianKu menyilakan teguk minuman Tak bosan-bosan peminumnya Tak bosan-bosan peneguknya Menyerah pada sudut piala yang memabukkan jiwanya. Orang-orang mabuk kepayang memutari gelas piala Sedang mabukku dari yang Maha Pemutar Piala Ada dua kemabukan bagiku dan hanya dua penyesal hanya satu Yang diperuntuukan bagi mereka hanya untukku. Dua mabuk kepayang Mabuk cinta Mabuk abadi Ketika siuman Segalanya bugar kembali. Dalam syair lain tentang Mabuk Ilahi ini para Sufi sering mengutip syair, sbb Pabila pagi cerah dengan kejora citanya itulah keserasian Antara kemabukan dan kesukacitaan. bawah ini masih seputar Rasa Mabuk Ilahi Dzauq Dan Syurb Gelas minuman adalah susuan kita Kalau tak kita rasa Tak hidup kita Aku heran orang bicara, โ€œAku telah ingat Allahโ€ Apakah aku alpa? Lalu kuingat yang kulupa? Kuminum Cinta, gelas piala demi gelas Tuntas habis, tak puas pula dahaga. Syair-Syair Al Hallaj Ana Al-Haqq, Al-Hallaj Aku adalah Dia yang kucinta dan Dia yang kucinta adalah aku Kami adalah dua jiwa yang bertempat dalam satu tubuh. Jika engkau lihat aku, engkau lihat Dia, dan jika engkau lihat Dia, engkau lihat aku Maha suci zat yang sifat kemanusiaan-Nya, membukakan rahasia cahaya ketuhanan-Nya yang gemilang. Kemudian kelihatan baginya makhluk-Nya, dengan nyata dalam bentuk manusia yang makan dan minum. Jiwa-Mu disatukan dengan jiwaku, sebagaimana anggur disatukan dengan air murni. Jika sesuatu menyentuh Engkau, ia menyentuhku pula, dan ketika itu dalam tiap hal Engkau adalah aku. Aku adalah rahasia Yang Maha Benar, dan bukanlah Yang Maha Benar itu aku Aku hanya satu dari yang benar, maka bedakanlah antara kami. Sebelumnya tidak mendahului-Nya, setelah tidak menyela-Nya, daripada tidak bersaing dengan Dia dalam hal keterdahuluan, dari tidak sesuai dengan Dia, ketidak menyatu dengan dia, Dia tidak mendiami Dia, kala tidak menghentikan Dia, jika tidak berunding dengan Dia, atas tidak membayangi Dia,dibawah tidak menyangga Dia, sebaliknya tidak menghadapi-Nya, dengan tidak menekan Dia, dibalik tidak mengikat Dia, didepan tidak membatasi Dia, terdahulu tidak memameri Dia, dibelakang tidak membuat Dia luruh, semua tidak menyatukan Dia, ada tidak memunculkan Dia, tidak ada tidak membuat Dia lenyap, penyembunyian tidak menyelubungi Dia, pra-eksistensi-Nya mendahului waktu, adanya Dia mendahului yang belum ada, kekalahan-Nya mendahului adanya batas. Di dalam kemuliaan tiada aku, atau Engkau atau kita, Aku, Kita, Engkau dan Dia seluruhnya menyatu. Fanaโ€™i Fanaโ€™i Fanaโ€™ Kehinaanku adalah KemuliaanMu Kehilanganku adalah KerinduanMu Ketiadaanku adalah KeabadianMu Kepedihanku adalah CintaMu Kekuranganku adalah KelebihanMu Kesendirianku adalah pertemuanku denganMu Kematianku adalah kebangkitanMu Kebisuanku adalah TitahMu Aku adalah Kamu, Kamu adalah Akuโ€ฆ Warna Agama โ€œChinese Art and Greek Artโ€ Rasul pernah berkata, โ€œAda orang-orang yang melihatku di dalam cahaya yang sama seperti aku melihat mereka. Kami adalah satu. Walau tak terhubung oleh tali apapun, walau tak menghafal buku dan kebiasaan, kami meminum air kehidupan bersama-sama.โ€ Inilah sebuah kisah tentang misteri yang tersimpan Sekelompok Tiongkok mengajak sekelompok Yunani bertengkar tentang siapa dari mereka adalah pelukis yang terhebat. Lalu raja berkata, โ€œKita buktikan ini dengan debat.โ€ Tiongkok memulai perdebatan. Tapi Yunani hanya diam, mereka tak suka perdebatan. Tiongkok lalu meminta dua ruangan untuk membuktikan kehebatan lukisan mereka, dua ruang yang saling menghadap terpisah hanya oleh tirai. Tiongkok meminta pada raja beberapa ratus warna lagi, dengan segala jenisnya. Maka setiap pagi, mereka pergi ke tempat penyimpanan pewarna kain dan mengambil semua yang ada. Yunani tidak menggunakan warna, โ€œwarna bukanlah lukisan kami.โ€ Masuklah mereka ke ruangannya lalu mulai membersihkan dan menggosok dindingnya. Setiap hari, setiap saat, mereka membuat dinding-dindingnya lebih bersih lagi, seperti bersihnya langit yang terbuka. Ada sebuah jalan yang membawa semua warna menjadi warna tak lagi adaโ€™. Ketahuilah, seindah indahnya berbagai jenis warna di awan dan langit, semua berasal dari sempurnanya kesederhanaan matahari dan bulan. Tiongkok telah selesai, dan mereka sangat bangga tambur ditabuh dalam kesenangan dengan selesainya lukisan agung mereka. Waktu raja memasuki ruangan, terpana dia karena keindahan warna dan seluk-beluknya. Lalu Yunani menarik tirai yang memisahkan ruangan mereka. Dan tampaklah bayangan lukisan Tiongkok dan semua pelukisnya berkilauan terpantul pada dindingnya yang kini bagaikan cermin bening, seakan mereka hidup di dalam dinding itu. Bahkan lebih indah lagi, karena tampaknya mereka selalu berubah warna. Seni lukis Yunani itulah jalan sufi. Jangan hanya mempelajarinya dari buku. Mereka membuat cintanya bening, dan lebih bening. Tanpa hasrat, tanpa amarah. Dalam kebeningan itu mereka menerima dan memantulkan kembali lukisan dari setiap potong waktu, dari dunia ini, dari gemintang, dari tirai penghalang. Mereka mengambil jalan itu ke dalam dirinya, sebagaimana mereka melihat melalui beningnya Cahaya yang juga sedang melihat mereka semua. Seputar Rasa Mabuk Ilahi Syair Rabiah Asy Syamiyah Al Adawiyah Dzauq Dan Syurb Gelas minuman adalah susuan kita Kalau tak kita rasa Tak hidup kita Aku heran orang bicara, โ€œAku telah ingat Allahโ€ Apakah aku alpa? Lalu kuingat yang kulupa? Kuminum Cinta, gelas piala demi gelas Tuntas habis, tak puas pula dahaga. Tentang Mabuk Ilahi para Sufi sering mengutip syair Pabila pagi cerah dengan kejora citanya itulah keserasian Antara kemabukan dan kesukacitaan. Sadar Dan Mabuk Kesadaranmu dari KataKu adalah sinambung Dan mabukmu dari bagianKu menyilakan teguk minuman Tak bosan-bosan peminumnya Tak bosan-bosan peneguknya Menyerah pada sudut piala yang memabukkan jiwanya. Orang-orang mabuk kepayang memutari gelas piala Sedang mabukku dari yang Maha Pemutar Piala Ada dua kemabukan bagiku dan hanya dua penyesal hanya satu Yang diperuntukkan bagi mereka hanya untukku. Dua mabuk kepayang Mabuk cinta Mabuk abadi Selepas Ekstase Junaid al-Baghdady Orang-orang menyebutku Sufi, saat kukata Darahku terdiri dari Allah. Seluruh bulu romaku Bakal masuk Surga. Dan bagai Rabiโ€™ah kutaktakut Neraka O,mata mereka berbinar. Syahwat mereka nanar Inilah susahnya hidup di tengah-tengah masyarakat keledai Sebab terlalu silau dan terpukau oleh matahari bumi Mereka tak sekalipun membutuhkan tongkat Musa Sebab mereka berjubah Al-Hallaj. Dan puas menari Dalam irama khusuโ€™ Rumi Hu, hu,hu,โ€ฆ โ€ฆ โ€ฆ Aku stres, wahai kekasih. Kehilangan kata-kata Di samudra kalimat-Mu. Aku menjadi gila pada suatu hari Berteriak disudut-sudut kota yang hangus oleh nista Ingin lari dari kungkungan para keledai. Ingin mencari mukjizat Nabi mendaki Tursina-Mu berharap nemu tongkat gembala, lalu ngangon keledai dungu itudi padang-padang kebenaran yang telah mereka lupakan โ€ฆ โ€ฆ assalamuโ€™aika ! kuketuk pintu Kau dalam ekstase panjang. Rabbi, anta maksudi mereka makin terpukau. Hu, hu, hu, โ€ฆ โ€ฆ merekamnya dipita-pita kaset. Memutarnya dikedai-kedai kopi atau diatas pentas puisi. Menenggelamkam diri dalam kebahagiaan semu di lautan yang tak mereka pahami sembari mengunyah dunia โ€œPinjami aku tongkatmu, Musa biar kubelah laut kebodohan yang jadi batas kebenaran melangkahi rumah nurani di kedalaman samudera hati.โ€ Aku gila, wahai Kekasih. Aku gila !! Tapi mereka keledai semakin tak sadarkan diri Mengumbar gairah duniawisepanjang hari. Hu, hu, hu, โ€ฆ โ€ฆ Menari-nari Rumi. โ€œNgigau jadi Rabiโ€™ah Tak takut Neraka, tak butuh Surga Mereka tegang dalam birahi. Kemaluannya menerobos hijab Dan tak lagi mampu menyimpan rahasia. Menggelinding Dan pamer di panggung-panggung kolosal sekaligus murahan Mendengus sana sini. Ngiler kesana kemari hingga puncak orgasme Kian menjauhi bukit Tursina yang menyimpan cahaya Tambah peduli pada kalimat ekstaseku Sambil histeris menoreh daging diri mereka kaligrafi Yang kehilangan makna Allah, Allah, Allah, โ€ฆ โ€ฆ Aku gila sekaligus takut. Rabbi ! Mereka mengeja bibirku sebagai Kitab Suci anta maksudi Mereka membaptisku sebagai Sufi Sejati. Mereka ingin menyatu Keledai itu mengunyahku santai-santai bagai mngunyah dunia busuk ini โ€œPinjami aku wahai Musa walau sebentar tongkat saktimu. Biar kungebut mendaki bukit-bukti kehidupan para keledai yang tengah asyik bersenggama dengan dunia yang teler tanpa ingat akan cahaya di Tursina.โ€ O, ekstaseku direkam dalam berlusin pita Dibuat makalah didiskusikan dengan sejumlah seponsor Dibumbui referensi busuk duniawi. Dijadikan nara sumber Dibedah dari berbagai sudut ilmiah semu di hotel brbintang Hu, hu, hu, โ€ฆ โ€ฆ Mereka yang mengaku anak cucu sufi itu larut Sambil memangku para betina. Menjelma menjadi binatang Yang belajar bicara macam manusia. Membuat kesimpulan Tentang perlunya sejarah baru yang baku O, mereka makin lepas landas. Mengingkari banjir bandang Yag menyelamatkan Nuh. Mengingkari kulit mulus Yunus Yang terhindar dari runcingnya gigi ikan buas Mengingkari azab. Mengingkari angin, petir dan bumi Yang berguncang. O, aku menyaksikan Wajah-wajah kaum Aโ€™ad dan Tsamud di tengah-tengah mereka Aku seperti tengah menonton Qorun dan Firโ€™aun berpidato di mimbar Aku bagai sedang diracuni puisi Ubay bin Kalaf yang berapi-api Maka aku berteriak keras-keras terhadap mereka. Mencaci-maki Mengasa ayat-ayat suci jadi pedang yang tajam Dan menuding-nuding kewajah mereka dengan rasa jijik O, para keledai itu sangat profesional dengan peranannya Tak sedikitpun gentar, malah sebaliknya. Mereka kini mengamuk Ke arahku, wahai Kekasih. Sekejap membuatku terpana Bagai menyaksikan reinkarnasi penderitaan Nabai-Nabi O, langit-Mu menggelarkan episode masa-lalu. Ada wajah Zakariya Yang digergaji. Ada wajah Isa yang disalib Dan tangan-Mu menyibak hijab dalam potret nurani Langit Diserbu darah suci mereka. Lapis bumi teratas merubah diri jadi sayap. Membawa terbang kebenaran ke gerbang mahligai-Nya Dan al-Hallaj merintih dibanjir Tigris yang dia ciptakan Dan Rabiโ€™ah mati diatas sajjadah kesederhanaan Ditikam cinta dan airmata ketakutan. Begitu lama kutunggu akhir kegilaan ini, wahai Kekasih Sebuah penantian yang panjang yang nyaris membuatku bosan. Sambil mencatat semua tingkah-Mu terhadapku. Malam-malam Enkau menarik selimut tidurku dengan sebuah bisikan itu ke itu โ€œBangunlah Aku menanti kau di langit pertama-Ku.โ€ Lantas aku menggeliat membuang tahu dunia di kedua pinggir mata hatiku Menepis mimpi-mimpi masyarakat yang melenakan sejak awal malam Membasuh semua kepalsuan dengan bening air suci Kau. O, didalam diri aku ambruk Sujudku basah Di tas sajjadah bumi-Mu. Menikmati batin Yang kini sejuk tersiram kasturi cinta nurani tatkala suluk saat kuterjaga, jasadku jadi kelaparan selepas ekstase daku mencakar-cakar ladang dunia buat kehidupan. Pecinta Sejati Syair Muhammad Zuhdi Saad Kekasih Tuhan itu sakit di dunia ini, Penderitaannya tak kunjung seda, Kesedihannya satu-satunya pelipur hatinya, Barangsiapa benar-benar mencintai Pencipta Agung โ€ฆ Berkelana ke seluruh dunia bersama-Nya, Di dalam pikiran-Nya Dan di karuniai penglihatan akan Dia. Ketika siuman Segalanya bugar kembali. Fanaโ€™ Dan Baqaโ€™ Syair yang sering dikutip para sufi. Ada kaum yang tersesat di padang gersang Ada pula yang tersesat di padang cintanya Mereka sirna, kemudian sirna dalam kesirnaan, lalu sirna total Lalu mereka kekal, dalam kekalnya kekal dari kekaraban dengan Tuhannya. Haal Kalau tidak menempati, pasti bukan Haal Setiap yang menempati Pasti hilang Lihatlah bayangan sampai ujungnya Berkurang ketika ia memanjang. Syekh Abul Hasan al-Kharqani qs Aku bukanlah seorang rahib pertapa. Aku bukan seorang zahid asketis. Aku bukanlah seorang khatib penceramah. Aku bukanlah seorang Sufi. Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Esa, dan aku menyatu dalam Keesaan-Mu. TIPUAN PALSU Aku melihat tipu muslihat dunia, tatkala ia bertenggerdi atas kepala-kepala manusia, dan membincangkan manusia-manusia yang terkena tipunya. Bagi mereka, Orang sepertiku tampak amat tak berharga. Aku disamakan olehnya, dengan anak kecil yang sedang bermain di jalanan. MENCINTAI AKHIRAT Duhai orang yang senang memeluk dunia fana, Yang tak kenal pagi dan sore dalam mencari dunia, Hendaklah engkau tinggalkan pelukan mesramu, kepada duniamu itu. Karena kelak engkau akan berpelukan, Dengan bidadari di surga. Apabila engkau harap menjadi penghuni surga abadi, maka hindarilah jalan menuju api neraka. ANUGRAH ALLAH Aku melihat-Mu pada saat penciptaanku, yang penuh dengan anugerah. Engkaulah sumber satu-satunya, pada saat penciptaanku. Hidarkan aku dari anugerah yang buruk. Karena sepotong kehidupan telah cukup bagiku, hingga saat Engkau mematikanku. TENTANG CINTA Engkau durhaka kepada Allah, dan sekaligus menaruh cinta kepada-Nya. Ini adalah suatu kemustahilan. Apabila benar engkau mencintai-Nya, pastilah engkau taati semua perintah-Nya. Sesungguhnya orang menaruh cinta, Tentulah bersedia mentaati perintah orang yang dicintainya. Dia telah kirimkan nikmat-Nya kepadamu, setiap saat dan tak ada rasa syukur, yang engkau panjatkan kepada-Nya. KEPUASAN QANAโ€™AH Aku melihat bahwa kepuasan itu pangkal kekayaan, lalu kupegang erat-erat ujungnya. Aku ingin menjadi orang kaya tanpa harta, dan memerintah bak seorang raja. RENDAH HATI Bagaimana mungkin kita dapat sampai ke Saโ€™ad, Sementara di sekitarnya terdapat gunung-gunung dan aku tak beralas kaki, dan tak berkendaraan. Tanganku pun kosong dan, jalan ke sana amat mengerikan. Itulah syair-syair cinta yang begitu indah dari para sufi yang didalamnya menyimpan beribu makna untuk direnungkan. Semoga syair para sufi diatas dapat bermanfaat untuk pembaca.

syair sufi tentang malam